Kamis, 25 April 2013

Apa itu Bahagia?

Bahagia itu sederhana,
Sesederhana berada disamping teman
yang bisa membuat kita tertawa
Dan melupakan sejenak semua beban di hati

Bahagia itu sederhana,
Sesederhana mengikhlaskan dia yang pernah kita sayangi
Melanjutkan langkah hidupnya bersama yang lain

Bahagia itu sederhana,
Sesederhana mencoba membuka hati untuk dia yang baru
Yang berusaha tidak menghakimi, tetapi memahami

Bahagia itu sederhana,
Sesederhana menemukan kembali arti hidup
ditengah keterpurukan yang melanda hari

Dan Bahagia itu sederhana,
Sesederhana menatapmu, menyentuhmu,
dan senyum diwajahku tak henti menari.

Sabtu, 20 April 2013

Semoga Tidak Kamu Lagi

Ada rasa sedih saat melihatmu bahagia. 
Bukan karena aku tidak ingin kamu bahagia, melainkan karena bukan aku yang membahagiakanmu.
Itu menyakitkan, seperti pukulan yang sebenarnya ingin buatku tersadar. 
Mungkin ini waktu untuk aku terpuruk, supaya aku dapat melihat Tuhan memakai kenangan ini untuk buatku dipenuhi kesiapan, sehingga doa dapat melahirkan semangat dan kemudian buatku bangkit.

Namun ketahuilah sebelum aku sudah tak lagi mencintaimu, ini darahku mengalir membawa bayang-bayangmu mengelilingi tubuhku dan jantungku berdenting demi kau menari-nari di pikiranku. 
Ada satu hal yang sampai hari ini masih membuat aku bangga menjadi aku, itu karena aku mampu terima kamu apa adanya.

Aku meminta ampun kepada Tuhan, sebab aku pernah berharap kalau suatu saat, ketika angin menghempasku hilang dari daya ingatmu, aku ingin tak pernah lagi menginjak bumi. 
Sebab hidup jadi terasa bagaikan dinding yang dingin. 
Aku harus menjadi paku, sebab kamu bagai lukisan dan cinta itu palunya. 
Memukul aku, memukul aku dan memukul aku sampai aku benar-benar menancap kuat.

Pada akhirnya, semoga, tidak kamu lagi yang aku lihat sebagai satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas.

(Karya: Zarry Hendrik)

Dan ya, aku sungguh berdoa, Semoga Tidak Kamu Lagi... :)

Kamis, 18 April 2013

Dear God, I need them :)


Tuhan,
Aku tidak pernah ingin meminta lebih dari ini
Yang aku inginkan saat ini hanya mereka, yang selalu bisa membuatku tersenyum
Apakah ini permintaan yang terlalu berlebihan?

Tuhan,
Bila mereka tidak ada disini, maukah Engkau tetap menggenggam tanganku?
Bisakah air mata itu terhapus dengan damai-Mu?
Berikan aku bahu untuk bersandar, hati untuk berbagi.

Tuhan,
Kuatkan aku tanpa mereka. Aku tidak pernah merasa selemah ini
Aku ingin maju, tuntunlah aku. Jangan biarkan aku tetap disini
Aku membutuhkan mereka, lebih dari apapun.
Teman yang tidak menghakimi, tetapi teman yang memahami.

Tuhan,
Bila tiba waktunya nanti, aku mohon jangan ada airmata lagi
Siapa yang akan menghapusnya untukku, bila tak ada mereka disisi
Dan bila aku terjatuh, sambut aku dengan tanganMu,
Jangan biarkan aku sendiri, aku takkan bisa melewati ini

Tuhan,
Sampaikan salam bahagia dariku untuknya
Karena bahagianya, adalah bahagiaku juga
Setiap senyumnya, kelak akan jadi senyumku pula
Ikhlaskan hati ini, buanglah segala deritanya
Dan aku yakin, Engkau telah menuliskan yang terbaik untukku dan untuknya :)

Rabu, 17 April 2013

Balada Tequila (Part.2)

Mari kita lanjutkan kejadian di malam naas itu pemirsa. Malam dimana dua sosok wanita setengah gila sedang asik menikmati alunan musik sang DJ sambil bergoyang ala belatung kepanasan. Waktu setempat sudah menunjukkan hampir pukul 2 dini hari. Bermandikan keringat dan gairah anak muda (yaelah bro...), gue yang entah bagaimana ceritanya tau-tau udah punya pasangan ngedance. Dia adalah sesosok pria rupawan, berkaos putih, dengan kemeja kotak-kotak lengan panjang diluarnya. Gue curiga dia tim sukses Jokowi. Mati cajalaaaahhh.

Gue yang masih setengah sadar, yakin-yakin aja kalo pria ini adalah pria baik-baik. Masih muda juga, seumuran gue lah. Ditengan-tengah bisingnya suasana club malam itu, dia mulai ngajakin ngobrol sambil tetap bergoyang ala belatung kepanasan, ngikutin goyangan gue ceritanya. Hihihihi.

Pria Rupawan  : Namanya siapa?
Gue                 : Yuta, Lo siapa?
Pria Rupawan  : Gue RasTIIIIIITTTTTTTT
Gue                 : Ooh... (Padahal aseli gue ngga denger dia bilang apa)
Pria Rupawan  : Kuliah apa kerja? Lagi liburan nih?
Gue                 : Kerja, iya lagi liburan. Lo dari mana?
Pria rupawan   : Gue dari Jakarta. Lagi liburan sama temen-temen (sambil nunjuk kearah temen2nya). Kerja dimana?
Gue                 : Wah sama dong gue juga di Jakarta. Gue dokter hewan. (matik. napa gue ngga ngibul aja sih?)
Pria Rupawan  : (excited) Waahh, kebetulan banget! Lo jakarta dimana? Gue di Tomat. Jaga di klinik mana?
Gue                 : (ikutan excited) waaah deket rumah gue dong, gue di Pandan! Lo kerja apa kuliah?
Pria Rupawan  : Kerja. Lo jaga dimana tadi?
Gue                 : (ketawa ngeles) hehehe emang harus ya, gue bilang? Jangan ah, jaga nama baik institusi. (Gaya lo, Yu!)
Pria Rupawan  : Hahahaha oke gapapa. Kapan balik ke Jakarta? Nginep dimana?
Gue                 : Besok malem udah balik. Gue di Jalan Majapahit. Lo balik kapan?

(ini sumpah percakapan ngga kreatip banget, kerjaan gue cuman nanya balik apa yang udah dia tanyain ke gue hahahahaha)

Pria Rupawan  : Yaah cepet amat sih baliknya. Gue balik kamis. Pesawat jam berapa besok?
Gue                 : Malem sih... Hahahahha... (gue mulai ngga jelas, setengah sadar, mulai joget-joget ngga jelas lagi)

Lalu gue teringat sama si Pohon. Mana ni anak? Jangan-jangan udah dibawa kabur bule lagi. Ternyata Pohon udah minggir, lagi nyenderan di meja bar.
Si Pohon senyam senyum aja ngeliatin gue udah dapet pasangan. Gue samperin lah dia sebentar.

Pohon   : Mau balik jam berapa? udah setengah tiga nih!
Gue      : Nanggung, kapan lagi kita gila-gilaan. Besok udah balik kan.
Pohon   : Yaudah, gue mau keluar bentar ya, sumpek disini. Ntar kita ketemu di bar luar aja.
Gue      : Oke deh. Ati-ati ya! (Gaya lo, Yu! Lo kali yang kudu hati-hati hihihihi)

Si Pohon pun berjalan pergi meninggalkan gue bersama sang Pria Rupawan. Berikutnya sang Pria Rupawan ini kita sebut saja sebagai 'Rambutan'. Rambutan kemudian ngegandeng gue kembali ke posisi kita semula. Masih setengah sadar, gue dan Rambutan pun mulai larut lagi dengan alunan musik sang DJ. Kebetulan lagu yang diputer lagi 'panas' maka semakin menjadi-jadilah kegilaan kami malam itu. Ketawa-ketawa ngga jelas, sambil terus bergoyang. Sesekali gue sempoyongan mau jatuh, dan Rambutan dengan sigap menopang gue. Uwuwuwuw co cwiiit... :3

Rambutan  : Lo ngga capek? Udah basah gitu rambutnya... (tangannya sambil nyibakin poni gue. Matilaaahh.)
Gue           : Hahahaha bodo amat, besok gue balik. Gue pengen habisin semuanya malem ini hahaha (sumpah gue ga tau gue ngomong apaan)
Rambutan  : Kalo capek kita minggir dulu aja...kasian lo nya... (sambil tetep sigap nangkapin gue yang mau jatoh-jatoh)
Gue           : bentar lagi deeh... (sambil senyum senyum ngga jelas)
Rambutan  : (senyum manis banget) yaudah...

Tiba-tiba sang DJ mulai mainin lagu slow. Inspirasi dari mana gue juga ngga tau, yang jelas Rambutan udah mulai melingkarkan tangannya di pinggang gue. Mati gue. Jadi ini saatnya kita ngedance slow gitu ya? Kayak yang di pilem-pilem gitu? Okelah... gue ngikutin aja. Gue melingkarkan tangan di lehernya. Alamakjaaan. Gue jadi sedih. Udah lama ngga dipeluk. Kebawa suasana hati, gue pun menyenderkan kepala di dadanya si Rambutan. Seolah-olah ngerti apa yang gue rasain, dia senyum aja, ngga ngajak gue ngobrol. Dia meluk gue, gue ngerasa hangat. Kehangatan yang udah lama ngga gue rasain.

Gue mulai mau nangis. Oh My God...kenapa harus gini sih... Sumpah gue sedih... Gue emang butuh banget pelukan. Gue butuh dukungan. Gue butuh orang yang bisa menopang gue saat gue mulai terjatuh. Mata gue udah berkaca-kaca. Gawat. Rambutan ngga boleh sampe tau kalo gue nangis. Bisa kacau. Tapi apa daya, gue emang ngga sekuat itu ternyata. Gue lemah, bahkan dengan hanya sebuah pelukan aja, gue udah teringat semuanya lagi...

Dan seolah-olah bisa ngebaca pikiran gue, Rambutan mulai ngelus-ngelus kepala gue. Oke, sekarang airmata udah ngga bisa ditahan. Bodo amat. Gue ngga peduli. Gue terisak kecil, gue nangis di pundak orang yang ngga gue kenal. Terserah deh, tapi gue ngerasa nyaman. Pelukannya sungguh hangat, sungguh bikin hati gue tenang.

Dan gue berharap, kehangatan yang gue rasakan ini ngga pernah berakhir. Seandainya... (to be continue)

Senin, 15 April 2013

Finally have to post this... :')


I heard that you're settled down
That you found a girl and you're married now.
I heard that your dreams came true.
Guess she gave you things I didn't give to you.

Old friend, why are you so shy?
Ain't like you to hold back or hide from the light.

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead"

You know how the time flies
Only yesterday was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise of our glory days

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I'd hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."

Nothing compares
No worries or cares
Regrets and mistakes
They are memories made.
Who would have known how bittersweet this would taste?

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."


(Adele-Someone Like You)

Be Strong, Yuta! Apa yang bisa lebih sakit lagi dari yang sudah kamu alami sampai hari ini, eh?
Yakinlah, majulah, karena Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang tidak bisa kamu lewati :)

Selasa, 09 April 2013

Balada Tequila (Part. 1)

Jadi ceritanya minggu kemarin gue pergi ke bali buat iseng, sekaligus melakukan ritual buang sial: Dugem.
Nah lho, kenapa dugem aja pake acara ke Bali segala? Karena buat gue, ritual buang sial yang satu ini ngga boleh dilakukan di kota yang sama dengan tempat yang kita tinggali saat ini. Misalnya aja, dulu waktu gue masih di Surabaya, kalo mau ritual buang sial ya ke Jogja dulu. Soalnya menurut gue, semakin jauh lokasi buang sialnya, semakin bagus. Dengan harapan kesialan-kesialan itu akan tertinggal di sana. Dan bisa kembali ke kota tempat tinggal dengan hati yang lebih tenang. Assseeeeeekkkkk....

Sebagai cewek baik-baik, gue bukan orang yang hobi dengan kegiatan macem begituan. Joged-joged ngga jelas, minum-minum yang ngga enak. Cuman ada kalanya, gue perlu melakukan ritual buang sial di tempat begituan. Masa iya buang sial ke Mall? Itu mah buang duit namanya neng. Hihihihi. 

Maka dengan kemantapan hati dan keteguhan iman, berangkatlah gue dan seorang teman, sebut saja Pohon (kalo 'Bunga' udah pasaran). Tempat yang kita tuju apalagi kalo bukan Sky Garden di Legian. Soalnya menurut pohon, yg paling oke ya disitu. Gue sih nurut aja. Berhubung bukan malem minggu dan pas lagi ngga ada event, Sky Garden malam itu biasa-biasa aja. Artinya ngga padat merayap lah. Tapi tetep aja penuh sesak dengan bule-bule gila yang nenggak Bir Bintang kayak nenggak Pocari Sweat aja, lahap bener. Yang gue suka dari tempat ini, pilihan ruangannya banyak. Tinggal pilih mau dugem ala musik apa.
Dan ada ruang terbukanya, jadi kalo udah nyesek didalem, bisa hirup angin segar sambil duduk di bar. Udah gitu ngga bau asap rokok banget. Syukurlah. Si bule-bule pada ngga seberapa doyan isep-isep rokok sih.

Setelah naik-turun keluar-masuk ngeliatin beberapa ruangan, kita mutusin buat masuk ke ruangan di lantai 1. Lupa gue namanya apaan. Yang jelas sepi banget ngga, tapi juga ngga padat banget. Dan banyak anak mudanya. Itu yang penting. Males aja dugem bareng om-om kan. Kemudian si Pohon nanya gue mau pesen minum apaan. Refleks gue sih maunya nyebutin Es Teh Manis. Tapi demi menghindari sabetan gelas dari Pohon, gue sok-sokan liat-liat daftar minumannya. Yang jelas gue ngga ngerti itu apaan. Bukan bidang gue lah pokoknya. Si Pohon berhubung dulu pernah jadi bartender, jadi dia lebih ngerti urusan begituan.  Jadi gue minta Pohon pilihin yang minumannya cocok dengan karakter gue: Manis dan Ceria. Yaelah bro. :))

Pohon : manis dan ceria pala lo!
Gue    : pokoknya gue ngga mau yang pahit! Gue mau yang seger. Kayak pas di jogja dulu. Yang rasa melon gitu.
Pohon : disini ngga ada yang melon. Yaudah lo yg ini aja. Gue pesen yang lain. Ntar kita icip-icip.

Setelah si Pohon pesen ke Bartendernya, si Bartender senyam senyum aja ke arah gue.
Gue          : Kenapa Bli?
Bartender : nih gue bikinin yang manis buat lo, Dok.
Gue          : gue ngga mau mabok Bli!
Bartender : siipp lah Dok. Tenang aja!

Lalu si Bli bartender nyerahin segelas minuman unyu berwarna merah yang mirip-mirip sama strawberry squash. Dan si Pohon dapet segelas Long Island Tea ato apalah itu namanya. Gue cobain minuman gue pelan-pelan. Lumayan lah. seger. Tapi dingin banget. Gue jadi inget sama Slurpee. Trus gue nyobain punya si Pohon. Bah, es teh apaan nih, ngga asik banget. Sambil petantang petenteng dengan gelas masing-masing, gue dan pohon beranjak mendekati dance floor. Musiknya ngga seberapa asik sih, DJ nya belum 'panas' kali nih. Akhirnya kita mundur lagi ke bar sambil senderan ngeliatin bule-bule yang lagi kesurupan. Tiba-tiba bule sebelah gue ngajakin gue bersulang. Okelah, ting! Dan gue kasih senyum gue yang paling manis.

Pohon : ngga turun lo? Buruan!
Gue     : haaah?? apaan? gue ngga denger!!

Ya iya lah gue ngga denger,, orang musiknya kenceng banget. Akhirnya Pohon teriak di telinga gue.

Pohon  : TURUN SAYANG!! JOGED NOOH!!
Gue      : NTAR AH, MASIH SADAR NIH GUE. MALU KALO DILIATIN ORANG!
Pohon  : YAELAH SAMPE SUBUH JUGA LO BAKALAN TETEP SADAR KALI. MINUM LO BEGITUAN!
Gue      : IYA NIH STROBERI NGGA ASIK. NGGA KAYAK YANG MELON!

Akhirnya si Pohon nyeret gue keluar ruangan, balik ke bar outdoor tempat kita pesen minum yang pertama. Trus si Pohon bisik-bisik sama Bli Bartender. Bli Bartender ngangguk-ngangguk. Ngga lama dia nyerahin dua sloki minuman buat gue dan si Pohon.

Bartender : stroberinya ngga asik yah Dok? yang ini aja nih. Tapi se sloki aja yah.
Gue          : apaan nih? enak ngga?
Pohon       : yang ini bisa bikin lo rileks, tapi ngga sampe jackpot kok. Males kali gue ngurusin orang mabok lagi.
Gue           : gue juga males kali sampe mabok. Yaudah ayok!
Pohon       : langsung telen yah! satu, dua...tiga!

Gue dan Pohon pun serentak menenggak satu sloki. Hoeekk. Ngga enak. Gue sruput minuman stroberi gue biar ada efek segernya. Ngga nyampe 5 menit kemudian, sensasi itu datang. Gue ngerasa jadi cewek paling manis sedunia satwa. Yaelah bro.

Refleks bahu gue mulai menari-nari ngikutin suara musik yang kedengeran sampe keluar ruangan. Gue senyum-senyum bahagia. Si Pohon mulai binal.

Bartender  : mantap Dok?
Gue           : siiipp!
Pohon       : gue bilang juga apa!
Gue          : ini apaan sih?
Pohon       : Tequila, satu sloki aja cukup buat kita sampe pagi!
Gue          : HAAAAHH?? MATI GUE!! Kalo gue sekarang lagi hamil, bisa-bisa gue keguguran gara-gara lo!!
Pohon       : sono cari jodoh dulu baru mikirin hamil!

Lalu si Pohon menyeret gue kembali kedalam ruangan. DJ mulai mainin lagu-lagu yang bikin kita panas. Gue dan Pohon, setengah mabok, mulai ambil posisi di pinggran dance floor. Gue nyempil-nyempil cantik diantara lautan bule muda yang asik nge-dance. Sengaja sih, soalnya mereka ngga kurang ajar. Ngga rese. Ngga kayak anak muda lokal yang kadang suka kurang ajar sama cewek-cewek pas lagi dugem. Dipikirnya kita udah mabok beneran kali, jadi bisa diisengin gitu. Sori aje yee!

Gue sangat menikmati alunan musik kencang yang diputer. Gue tunjukkan segala kebolehan nge-dance gue. Bodo amat. Gue dan Pohon mulai joged-joged macam belatung kepanasan. Sambil menebar senyuman manis ke segala penjuru club. Kali aja ada yang nyantol. Hihihihihi.

Dan malam pun makin larut, seiring musik yang makin panas dimainkan sang DJ.
Marilah kita buang segala kesialan malam ini, kawan!
Ngga akan ada lagi yang bisa bikin gue jatuh dan terpuruk! Gue kuat!
Gue akan kembali ke Jakarta dengan hati yang lebih kuat!
Seharusnya... (to be continue)

Jumat, 29 Maret 2013

Renungan Maret

Jadi ini sudah hampir tiba di penghujung Maret...

Dimana seharusnya apa yang terjadi di masa lalu hanyalah bagian dari pembelajaran hidup. Jangan dijadikan penyesalan tak berujung. Seharusnya :)

Kita ini kuat, wahai wanita-wanita yang hatinya tersakiti. Apa yang bisa lebih baik dari mengikhlaskan orang yang kita sayangi mencoba memulai hidup yang lain dengan kebahagiaan barunya? Kadang, apa yang menjadi hal yang terburuk bagi kita, adalah hal terbaik bagi orang lain. Maka sekali lagi, ikhlaskanlah :)

Tuhan punya cara sendiri untuk membalas semua kebaikan dan keburukan yang dilakukan umatNya. Untuk apa mengotori doa-doa kita dengan ucapan penuh keinginan, yang sebenarnya mungkin tidak kita butuhkan pada akhirnya? 

Senyum-mu, akan jadi senyum-ku juga. Maka disetiap bahagiamu, akan ada bahagiaku juga. Itulah arti rasa kita yang sesungguhnya. Dua hati yang saling menyayangi, tapi tak bisa saling mendampingi. Apapun jalan kita ke depan, bila Dia bersuara "Bersatulah!", maka hujan badai sekalipun tak akan memisahkan kita. Sekalipun harus banyak hati yang terlewati, bila memang takdir kita bersama, maka tangan siapa yang dapat menghalang? 

Tidak selamanya apa yang kita tinggalkan di masa lalu hanya akan menjadi angin hitam. Selama rasa itu indah, senyum mana lagi yang bisa hati kecilmu tutupi? Jangan percayakan segala sesuatu nya pada mulutmu, kawan. Percayakanlah pada hatimu, bahkan sendainya itu hanya bagian dari suara terkecil di sudut hatimu. Jadilah pendengar yang baik bagi hatimu sendiri :)

Apa yang kita miliki sekarang, adalah hal terbaik yang Tuhan berikan untuk kita. Tuhan selalu tahu, kapan kita harus disadarkan, dan kapan kita akan diberi kebahagiaan. Tuhan mana yang ingin melihat hamba-Nya selalu menangis. Tuhan itu Adil. Cukup Dia yang tahu, seberapa sakit hati ini menangis, dan seberapa Dia akan kembali memberi kita senyum :) 

Hidup itu memang Tuhan yang mengatur, tapi kita yang menjalani. Pantaskah langkah ini berhenti, hanya karena hati yang tersakiti? Berjuanglah, Kuatlah. Apa yang bisa menyakiti kita lebih dari ini? 
Semua akan jadi lebih baik bila kita yakin melangkah di jalan yang benar. Yakinlah Tuhan akan selalu menguatkan kita bila jalan kita mulai goyah. Tak akan ada lagi tangan yang menopang kita, maka kepada siapa lagi kita meminta pertolongan bila bukan kepada-Nya? 


Selamat Berbahagia, kawan. Kami disini akan baik-baik saja :)
Teruskan langkahmu, maka langkahku akan mengikuti jua. Kuatkan hatimu, maka hatiku akan semakin kuat pula. Tangisi lah apa yang memang pantas untuk kau tangisi. Dan kembalilah, bila memang kembali adalah jalan yang dibisikkan Tuhan untuk kau ikuti.


Karena dua hati yang saling mencinta, memang tidak selamanya harus saling memiliki... :)